Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Kita sering gelisah dengan masa depan; akan menjadi seperti apakah hidup saya nanti? Bahkan kadang kita tergoda untuk bertanya kepada para peramal. Berbagai cara kita tempuh agar bisa tahu apa yang akan terjadi nanti. Kita mengira jika mengetahui masa depan maka kehidupan kita akan semakin baik. Benarkah demikian?
Nabi Khidr mengingatkan jika Musa tidak akan bisa bersabar mengikuti dirinya. Nabi Musa pun menyaksikan tindakan-tindakan aneh Nabi Khidr, sehingga dia tidak lagi bisa membiarkannya. Sebelum berpisah Nabi Khidr menjelaskan, mengapa dia melakukan semua tindakannya. Semua itu bukanlah kehendaknya, melainkan atas petunjuk Tuhan yang memberinya pengetahuan tentang apa yang akan terjadi dimasa depan. Saya termasuk yang penasaran dengan masa depan. Dan saya, tentu lebih tidak sabar dibandingkan Nabi Musa. Maka bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar bersabar atas rahasia masa depan; saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini:
1. Mengendarai waktu yang menuju ke masa depan. Selain waktu, tidak ada alat transportasi lain yang bisa membawa kita kepada masa depan. Karena waktu bertugas untuk membawa kita menuju kesana. Maka kendarailah waktu. Dan arahkan dia kepada masa depan yang mana Anda ingin menuju. Sebagai sebuah kendaraan, waktu bisa membawa kita kemasa depan yang nyaman, atau menyebalkan. Jika kita menggunakan waktu untuk melakukan hal-hal yang baik, misalnya. Maka pasti kita akan sampai ke tempat yang baik. Namun jika kita menggunakan waktu untuk melakukan tindakan-tindakan yang buruk, maka cepat atau lambat kita akan dibawanya kepada masa depan yang pasti buruk. Waktu adalah kendaraan yang melekat dalam diri kita. Tidak bisa ditolak. Namun bisa kita kendalikan arahnya, melalui pilihan perilaku dan perbuatan kita dalam detik demi detiknya. Maka apapun yang kita lakukan dalam setiap detak waktu itu, merupakan cara kita dalam memberi arah kepadanya.
2. Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang buruk. Tak seorang pun sanggup menerima berita buruk tentang masa depannya. “Setidaknya, saya bisa bersiap-siap,” mungkin begitu kilahnya. Mari kita bertanya kepada diri sendiri; mana yang lebih mungkin terjadi jika kita diperkenankan untuk mengetahui masa depan kita yang buruk. Apakah kita akan tabah, atau malah semakin gelisah? Saya tidak yakin jika kita akan semakin tabah. Boleh jadi malah kita tergoda menyalahkan nasib; mengapa harus seperti ini? Mungkin kita menuduh Tuhan tidak adil. Atau, mungkin kita berpikir; jika masa depan gue seburuk itu, ngapain mesti susah-susah menjadi orang yang baik? Jadi orang rusak sekalian saja. Kita, belum tentu sanggup untuk mengetahui masa depan yang buruk. Sehingga membiarkannya tetap menjadi misteri, mungkin jauh lebih baik.
3. Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang baik. Kita tahu jika masa depan itu adalah hasil dari masa kini. Apa yang kita lakukan sekarang, sedikit banyaknya menentukan apa yang akan kita dapatkan dimasa depan. Tetapi jika Anda diramalkan akan mendapatkan masa depan yang baik, masihkah Anda bersedia untuk bersusah payah sekarang? Saya tidak yakin. Jika kita sudah tahu ‘akan menjadi orang sukses’ misalnya. Mengapa kita mesti ‘menderita’ sekarang? Bukankah sesuai ramalan kita ‘santai-santai’ pun akan mendapatkan masa depan yang ‘baik’ itu? Sifat dasar manusia adalah untuk mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Jadi jika kita sudah ‘tahu’ masa depan kita akan baik, maka kemungkinan terbesarnya adalah; kita enggan untuk berjuang melintasi jalur-jalur terjal yang menyakitkan. Jika ‘nasib baik’ itu belum juga datang, bisa jadi kita malah menghujat-hujat Tuhan; mengapa Dia terlalu lama menahan semua kebaikan itu? Padahal, apa yang kita lakukan sekarang sangat menentukan apa yang akan kita dapatkan dimasa depan.
4. Mengubah misteri masa depan menjadi kegairahan. Banyak ramalan yang bercerita tentang ini dan itu. Namun kenyataan yang terjadi berbeda sama sekali. Hal itu menunjukkan bahwa tidak seorangpun benar-benar mengetahui apa yang akan terjadi bahkan sedetik setelah saat ini. Makanya, memaksa masa depan untuk menampakkan dirinya bukan lagi gagasan brilian. Kitalah yang bertanggungjawab untuk membentuk masa depan seperti apa yang kita inginkan. Kitalah yang menentukan akan menjadi seperti apa masa depan kita nantinya. Kitalah yang yang membentuk sosok masa depan diri kita sendiri. Justru karena kita tidak tahu masa depan akan seperti apa; kita termotivasi untuk bekerja keras sekarang. Justru karena tidak tahu apa yang akan terjadi, kita mawas diri kini. Justru karena kita ingin mendapatkan esok yang indah, kita menjadi semakin bergairah. Dan gairah itu akan semakin menggelora, justru ketika kita membiarkan masa depan tetap menjadi misteri.
5. Que sera-sera - whatever will be, will be. Apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Namun sebelum semuanya terjadi, biarkan kami untuk melakukan apapun yang bisa kami lakukan untuk merengkuh seluruh alunan lagu kehidupan dengan semerdu-merdunya. Apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Namun, sebelum semuanya itu terjadi, ijinkan kami untuk melakukan yang terbaik saat ini. Sungguh, tidak seorang pun yang memiliki masa depan. Karena belum tentu umur kita sampai kesana. Tetapi, setiap orang memiliki ‘saat ini’. Maka pada saat inilah kita berpijak. Dan kita boleh menggunakan ‘saat ini’ yang sudah jadi miliki kita untuk melakukan apapun sebaik yang kita bisa. Dan setelah saat ini berlalu, maka apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Karena setelah semua usaha terbaik kita lakukan saat ini, maka tidak ada sedikitpun kekhawatiran akan masa depan. Inilah yang dikatakan oleh guru kehidupan saya tentang makna tawakkal. Yaitu kita melakukan segala sesuatu dengan benar, sepenuh hati, dan bersungguh-sungguh. Setelah itu, hasilnya kita serahkan kepada Sang Pemilik masa depan. Biarkan Dia yang menilai, masa depan seperti apa yang pantas diberikan-Nya kepada kita berdasarkan semua yang sudah kita upayakan. Que sera, sera.
Kisah kitab suci tentang Nabi Khidr dan Nabi Musa menegaskan bahwa mengetahui masa depan tidak menjadikan hidup kita ‘normal’. Karena dengan tahu tentang masa depan, mungkin kita akan melakukan sesuatu yang dianggap aneh oleh orang-orang disekitar kita. Oleh sebab itu, mengetahui masa depan bukanlah gagasan yang menarik jika kita ingin hidup layaknya manusia normal pada umumnya. Keindahan hidup kita justru terletak pada misteri yang meliputi apa yang akan terjadi sedetik setelah ini. Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa buruk, maka sekarang kita masih bisa bahagia. Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa baik, maka sekarang kita memanfaatkan semua yang ada pada diri kita. Maka jika kita ingin bisa benar-benar menikmati hidup, kita perlu bersabar dalam menantikan masa depan.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman - 26 Juli 2011
Master Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com
Catatan Kaki:
Meskipun kita tidak memiliki masa depan tetapi kita memiliki masa kini. Selama kita bisa mengendalikan masa kini, maka kita bisa berharap masa depan yang jauh lebih baik lagi.
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Follow DK on Twitter @dangkadarusman
Kita sering gelisah dengan masa depan; akan menjadi seperti apakah hidup saya nanti? Bahkan kadang kita tergoda untuk bertanya kepada para peramal. Berbagai cara kita tempuh agar bisa tahu apa yang akan terjadi nanti. Kita mengira jika mengetahui masa depan maka kehidupan kita akan semakin baik. Benarkah demikian?
Nabi Khidr mengingatkan jika Musa tidak akan bisa bersabar mengikuti dirinya. Nabi Musa pun menyaksikan tindakan-tindakan aneh Nabi Khidr, sehingga dia tidak lagi bisa membiarkannya. Sebelum berpisah Nabi Khidr menjelaskan, mengapa dia melakukan semua tindakannya. Semua itu bukanlah kehendaknya, melainkan atas petunjuk Tuhan yang memberinya pengetahuan tentang apa yang akan terjadi dimasa depan. Saya termasuk yang penasaran dengan masa depan. Dan saya, tentu lebih tidak sabar dibandingkan Nabi Musa. Maka bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar bersabar atas rahasia masa depan; saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini:
1. Mengendarai waktu yang menuju ke masa depan. Selain waktu, tidak ada alat transportasi lain yang bisa membawa kita kepada masa depan. Karena waktu bertugas untuk membawa kita menuju kesana. Maka kendarailah waktu. Dan arahkan dia kepada masa depan yang mana Anda ingin menuju. Sebagai sebuah kendaraan, waktu bisa membawa kita kemasa depan yang nyaman, atau menyebalkan. Jika kita menggunakan waktu untuk melakukan hal-hal yang baik, misalnya. Maka pasti kita akan sampai ke tempat yang baik. Namun jika kita menggunakan waktu untuk melakukan tindakan-tindakan yang buruk, maka cepat atau lambat kita akan dibawanya kepada masa depan yang pasti buruk. Waktu adalah kendaraan yang melekat dalam diri kita. Tidak bisa ditolak. Namun bisa kita kendalikan arahnya, melalui pilihan perilaku dan perbuatan kita dalam detik demi detiknya. Maka apapun yang kita lakukan dalam setiap detak waktu itu, merupakan cara kita dalam memberi arah kepadanya.
2. Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang buruk. Tak seorang pun sanggup menerima berita buruk tentang masa depannya. “Setidaknya, saya bisa bersiap-siap,” mungkin begitu kilahnya. Mari kita bertanya kepada diri sendiri; mana yang lebih mungkin terjadi jika kita diperkenankan untuk mengetahui masa depan kita yang buruk. Apakah kita akan tabah, atau malah semakin gelisah? Saya tidak yakin jika kita akan semakin tabah. Boleh jadi malah kita tergoda menyalahkan nasib; mengapa harus seperti ini? Mungkin kita menuduh Tuhan tidak adil. Atau, mungkin kita berpikir; jika masa depan gue seburuk itu, ngapain mesti susah-susah menjadi orang yang baik? Jadi orang rusak sekalian saja. Kita, belum tentu sanggup untuk mengetahui masa depan yang buruk. Sehingga membiarkannya tetap menjadi misteri, mungkin jauh lebih baik.
3. Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang baik. Kita tahu jika masa depan itu adalah hasil dari masa kini. Apa yang kita lakukan sekarang, sedikit banyaknya menentukan apa yang akan kita dapatkan dimasa depan. Tetapi jika Anda diramalkan akan mendapatkan masa depan yang baik, masihkah Anda bersedia untuk bersusah payah sekarang? Saya tidak yakin. Jika kita sudah tahu ‘akan menjadi orang sukses’ misalnya. Mengapa kita mesti ‘menderita’ sekarang? Bukankah sesuai ramalan kita ‘santai-santai’ pun akan mendapatkan masa depan yang ‘baik’ itu? Sifat dasar manusia adalah untuk mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Jadi jika kita sudah ‘tahu’ masa depan kita akan baik, maka kemungkinan terbesarnya adalah; kita enggan untuk berjuang melintasi jalur-jalur terjal yang menyakitkan. Jika ‘nasib baik’ itu belum juga datang, bisa jadi kita malah menghujat-hujat Tuhan; mengapa Dia terlalu lama menahan semua kebaikan itu? Padahal, apa yang kita lakukan sekarang sangat menentukan apa yang akan kita dapatkan dimasa depan.
4. Mengubah misteri masa depan menjadi kegairahan. Banyak ramalan yang bercerita tentang ini dan itu. Namun kenyataan yang terjadi berbeda sama sekali. Hal itu menunjukkan bahwa tidak seorangpun benar-benar mengetahui apa yang akan terjadi bahkan sedetik setelah saat ini. Makanya, memaksa masa depan untuk menampakkan dirinya bukan lagi gagasan brilian. Kitalah yang bertanggungjawab untuk membentuk masa depan seperti apa yang kita inginkan. Kitalah yang menentukan akan menjadi seperti apa masa depan kita nantinya. Kitalah yang yang membentuk sosok masa depan diri kita sendiri. Justru karena kita tidak tahu masa depan akan seperti apa; kita termotivasi untuk bekerja keras sekarang. Justru karena tidak tahu apa yang akan terjadi, kita mawas diri kini. Justru karena kita ingin mendapatkan esok yang indah, kita menjadi semakin bergairah. Dan gairah itu akan semakin menggelora, justru ketika kita membiarkan masa depan tetap menjadi misteri.
5. Que sera-sera - whatever will be, will be. Apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Namun sebelum semuanya terjadi, biarkan kami untuk melakukan apapun yang bisa kami lakukan untuk merengkuh seluruh alunan lagu kehidupan dengan semerdu-merdunya. Apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Namun, sebelum semuanya itu terjadi, ijinkan kami untuk melakukan yang terbaik saat ini. Sungguh, tidak seorang pun yang memiliki masa depan. Karena belum tentu umur kita sampai kesana. Tetapi, setiap orang memiliki ‘saat ini’. Maka pada saat inilah kita berpijak. Dan kita boleh menggunakan ‘saat ini’ yang sudah jadi miliki kita untuk melakukan apapun sebaik yang kita bisa. Dan setelah saat ini berlalu, maka apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Karena setelah semua usaha terbaik kita lakukan saat ini, maka tidak ada sedikitpun kekhawatiran akan masa depan. Inilah yang dikatakan oleh guru kehidupan saya tentang makna tawakkal. Yaitu kita melakukan segala sesuatu dengan benar, sepenuh hati, dan bersungguh-sungguh. Setelah itu, hasilnya kita serahkan kepada Sang Pemilik masa depan. Biarkan Dia yang menilai, masa depan seperti apa yang pantas diberikan-Nya kepada kita berdasarkan semua yang sudah kita upayakan. Que sera, sera.
Kisah kitab suci tentang Nabi Khidr dan Nabi Musa menegaskan bahwa mengetahui masa depan tidak menjadikan hidup kita ‘normal’. Karena dengan tahu tentang masa depan, mungkin kita akan melakukan sesuatu yang dianggap aneh oleh orang-orang disekitar kita. Oleh sebab itu, mengetahui masa depan bukanlah gagasan yang menarik jika kita ingin hidup layaknya manusia normal pada umumnya. Keindahan hidup kita justru terletak pada misteri yang meliputi apa yang akan terjadi sedetik setelah ini. Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa buruk, maka sekarang kita masih bisa bahagia. Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa baik, maka sekarang kita memanfaatkan semua yang ada pada diri kita. Maka jika kita ingin bisa benar-benar menikmati hidup, kita perlu bersabar dalam menantikan masa depan.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman - 26 Juli 2011
Master Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com
Catatan Kaki:
Meskipun kita tidak memiliki masa depan tetapi kita memiliki masa kini. Selama kita bisa mengendalikan masa kini, maka kita bisa berharap masa depan yang jauh lebih baik lagi.
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Follow DK on Twitter @dangkadarusman
No comments:
Post a Comment