Pada suatu ketika ada seorang anak muda yang berasal dari kampung dan bermodalkan lulusan SMP mencoba mengadu nasib di Jakarta. Dia melamar ke sebuah perusahaan komputer terkemuka di dunia yang berkantor di Jakarta sebagai office boy atau tukang sapu.
HRD Manager : Anak muda kamu ingin bekerja di sini ?
Anak Muda : Iya Pak, saya mau bekerja sebagai tukang sapu saja di kantor ini
HRD Manager : Baiklah kalau begitu saya akan berikan test tertulis kepada Anda. Maka test tertulis pun diberikan kepada si anak muda dan terlihat dia bisa mengerjakan test tersebut dengan sangat baik. Setelah waktu mengerjakan test telah usai maka anak muda inipun diminta untuk pulang dan menunggu hasilnya dalam 1 minggu ke depan. Satu minggu akhirnya berlalu dan anak muda ini
dengan penuh keyakinan datang ke perusahaan komputer tersebut untuk memastikan dia bisa bekerja di sana.
Anak Muda : Pak bagaimana hasil test saya ?
HRD Manager : Anak muda hasil test anda sangat baik tapi mohon maaf saat ini kami tidak bisa
menerima anda bekerja di tempat kami.
Anak Muda : Dengan sangat terkejut dia bertanya 'kenapa saya tidak diterima padahal hasil test saya
sangat baik?'
HRD Manager : Anak muda di formulir data karyawan ada tertulis alamat email tetapi ternyata anda tidak mengisinya pada saat itu !
Anak Muda : Memangnya email itu apa Pak, saya tidak punya email sehingga saya tidak tahu harus
isi apa !
HRD Manager : Karena itulah anak muda sistem
di kantor kami yang menolak anda karena semua orang di sini harus mempunyai email pribadi.
Dengan perasaan sedih akhirnya diapun meninggalkan perusahaan tersebut dan terus terbayang kata 'email' dalam benaknya yang membuat dia gagal di perusahaan tersebut. Karena kecewa diapun akhirnya pulang kembali ke kampung dan dengan sisa semangatnya dia mencoba bercocok tanam sebagai lahan kehidupannya. Lima tahun kemudian di sebuah kampung ada seorang saudagar tomat yang sangat sukses, berita kesuksesannya bahkan sudah menyebar ke kota. Kemudian pada suatu hari ada seorang wartawan perempuan yang berkunjung ke kampung tersebut dan akhirnya bertemu dengan saudagar tomat yang sangat sukses tersebut.
Wartawan : Pak apakah bisa ceritakan bagaimana perjalanan hidup Bapak sehingga bisa menjadi
saudagar tomat yang sangat sukses seperti ini ?
Saudagar Tomat inipun bercerita banyak kepada
sang wartawan dan kemudian pada akhir wawancara :
Wartawan : Pak terima kasih atas ceritanya, apakah Bapak punya email supaya nanti kami
mudah untuk berkomunikasi dengan Bapak ?
Saudagar Tomat : Mendengar kata 'email' dia mengkerutkan dahinya sambil berkata 'Ibu
Wartawan, saya tidak punya email dan kalaupun saya mempunyai email dalam hidup ini mungkin
saya tidak bisa menjadi saudagar tomat yang sukses di kampung ini dan saya mungkin hanyalah
menjadi seorang tukang sapu di Jakarta.
===============================
Seorang bijak pernah berkata bahwa dalam kehidupan ini selalu ada kabar baik dan kabar buruk, kita tidak pernah tahu apa maksud itu semua yang sedang disiapkan Sang Maha Pencipta untuk kita. Yang bisa kita lakukan, baik itu kabar baik ataupun kabar buruk adalah menjalankannya dengan pikiran dan hati yang positif karena kita percaya di balik itu semua ada sebuah rencana besar yang sedang disiapkan Sang Maha Pencipta bagi kita untuk menjadikan kita semakin bermakna dan semakin besar.
Inspirator : Andreas Hartono
No comments:
Post a Comment