Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(twitter@andrewenas)
"Kepemimpinan adalah soal pilihan. Menurut Seth Godin, penulis buku 'Purple Cow, The Dip and The Tribes', kepemimpinan adalah pilihan untuk tidak berdiam diri. "Saat ini dunia membutuhkan Anda untuk mempimpin,” kata Godin.
Berny Gomulya, dalam bukunya 'The Leader In You' (Gramedia, 2009), yakin bahwa semua perlengkapan yang kita perlukan untuk menjadi seorang pemimpin sudah ada di dalam diri kita sendiri. "Anda hanya perlu mengenali, membangunkan dan melatih potensi kepemimpinan itu", cetus Gomulya. Jadi menurutnya, kita semua terlahir sebagai pemimpin.
Agar menjadi pemimpin yang efektif, kita memang harus mau dan berani untuk melepaskan belenggu-belenggu yang selama ini mengikat potensi kepemimpinan yang sudah ada di dalam diri. Mari kita cermati model kepemimpinan yang diajukan Gomulya dalam bukunya itu. Singkatannya adalah IP4 alias influence, purpose, positive, people, performance.
Nah, berikut penjelasannya:
- Influence (pengaruh). Ingat, kepemimpinan itu bukan soal jabatan, kedudukan atau pangkat. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain agar mereka melakukan - dengan sukarela - apa yang Anda inginkan. Ken Blanchard menyatakan, kunci sukses kepemimpinan adalah pengaruh, bukan kekuasaan. Beberapa mitos yang mungkin membelenggu dan perlu dilepaskan, misalnya: mitos posisi, yaitu kepemimpinan bukan soal jabatan atau pangkat. Lalu, mitos popularitas bahwa kepemimpinan adalah tentang melakukan hal yang benar, bukan hal yang populer.
- Purpose (tujuan), juga sering disebut visi. Setiap pemimpin efektif mesti punya gambaran yang jernih tentang arah kemana yang dituju. Tujuan jauh lebih penting ketimbang dari mana Anda berasal. Tujuan adalah bagian dari jati diri kita. Salah satu cirinya tatkala menjalani tugas kita sangat menikmatinya dan tampil natural, apa adanya. Belajarlah dari Hellen Keller yang terlahir buta. "Yang lebih buruk daripada dilahirkan buta adalah bisa melihat tetapi tidak memiliki visi," ujar dia.
- Positive thinking and attitude atau pikiran dan sikap positif. Pikiran akan mempengaruhi sikap. Jika pikiran positif, sikap pun akan positif. Sesungguhnya, perjalanan kepemimpinan dimulai dari pikiran alias pola pikir (mind-set). Para pemimpin melihat dunia dalam referensi visi atau tujuan mulianya. Sang juara dunia renang Michael Phelps yakin, segala sesuatu adalah mungkin selama Anda benar-benar memikirkan, mengerjakan, dan menyediakan waktu untuk hal itu. "Pikiran Anda benar-benar mengendalikan segala sesuatu," kata Phelps. Jadi, kita harus siap sedia setiap saat, dalam keadaan baik atau tidak baik waktunya, dan selalu positif. "Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan," ujar Oprah Winfrey.
- People (orang). Kepemimpinan senantiasa tertuju pada orang, bukan barang. Setiap pemimpin berhasil karena ada orang-orang yang membantu. Maka, keberhasilan kepemimpinan tidak hanya diukur dari pencapaian-pencapaian material, tapi juga dari seberapa besar Anda menyentuh hidup orang lain. Ingat, orang lain tidak akan peduli seberapa banyak hal yang anda tahu, sampai mereka tahu seberapa banyak kepedulian Anda terhadap mereka. Juga, kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang bisa memunculkan hal-hal terbaik dari dalam diri Anda. Hindari para penjilat. Biasanya yang bisa memunculkan hal-hal terbaik dari dalam diri Anda adalah mereka yang kerap berbeda pendapat dan berani mengkritisi. Memang tidak nyaman, namun merekalah yang mengeluarkan Anda dari zona kenyamanan, dan memaksa Anda naik ke tingkat berikutnya.
- Performance atau kinerja. Anda hanya akan menjadi pemimpin berpengaruh jika mampu menunjukkan kinerja dengan cara memberi nilai tambah ke dalam hidup ini. Malcolm Forbes mengingatkan, memikirkan yang baik adalah sikap yang bijak, merencanakan yang baik adalah lebih bijak. Tapi, melakukan yang baik adalah sikap yang terbijak dan terbaik dari semuanya. Memang, yang membuat perbedaan dalam hidup adalah tindakan kita.
Maka dari itu, silakan bertindak. Wujudkan perbedaan itu sekarang juga.
(twitter@andrewenas)
----------------------------------------------------------------
Artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN edisi Minggu II, Juli 2009
(twitter@andrewenas)
"Kepemimpinan adalah soal pilihan. Menurut Seth Godin, penulis buku 'Purple Cow, The Dip and The Tribes', kepemimpinan adalah pilihan untuk tidak berdiam diri. "Saat ini dunia membutuhkan Anda untuk mempimpin,” kata Godin.
Berny Gomulya, dalam bukunya 'The Leader In You' (Gramedia, 2009), yakin bahwa semua perlengkapan yang kita perlukan untuk menjadi seorang pemimpin sudah ada di dalam diri kita sendiri. "Anda hanya perlu mengenali, membangunkan dan melatih potensi kepemimpinan itu", cetus Gomulya. Jadi menurutnya, kita semua terlahir sebagai pemimpin.
Agar menjadi pemimpin yang efektif, kita memang harus mau dan berani untuk melepaskan belenggu-belenggu yang selama ini mengikat potensi kepemimpinan yang sudah ada di dalam diri. Mari kita cermati model kepemimpinan yang diajukan Gomulya dalam bukunya itu. Singkatannya adalah IP4 alias influence, purpose, positive, people, performance.
Nah, berikut penjelasannya:
- Influence (pengaruh). Ingat, kepemimpinan itu bukan soal jabatan, kedudukan atau pangkat. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain agar mereka melakukan - dengan sukarela - apa yang Anda inginkan. Ken Blanchard menyatakan, kunci sukses kepemimpinan adalah pengaruh, bukan kekuasaan. Beberapa mitos yang mungkin membelenggu dan perlu dilepaskan, misalnya: mitos posisi, yaitu kepemimpinan bukan soal jabatan atau pangkat. Lalu, mitos popularitas bahwa kepemimpinan adalah tentang melakukan hal yang benar, bukan hal yang populer.
- Purpose (tujuan), juga sering disebut visi. Setiap pemimpin efektif mesti punya gambaran yang jernih tentang arah kemana yang dituju. Tujuan jauh lebih penting ketimbang dari mana Anda berasal. Tujuan adalah bagian dari jati diri kita. Salah satu cirinya tatkala menjalani tugas kita sangat menikmatinya dan tampil natural, apa adanya. Belajarlah dari Hellen Keller yang terlahir buta. "Yang lebih buruk daripada dilahirkan buta adalah bisa melihat tetapi tidak memiliki visi," ujar dia.
- Positive thinking and attitude atau pikiran dan sikap positif. Pikiran akan mempengaruhi sikap. Jika pikiran positif, sikap pun akan positif. Sesungguhnya, perjalanan kepemimpinan dimulai dari pikiran alias pola pikir (mind-set). Para pemimpin melihat dunia dalam referensi visi atau tujuan mulianya. Sang juara dunia renang Michael Phelps yakin, segala sesuatu adalah mungkin selama Anda benar-benar memikirkan, mengerjakan, dan menyediakan waktu untuk hal itu. "Pikiran Anda benar-benar mengendalikan segala sesuatu," kata Phelps. Jadi, kita harus siap sedia setiap saat, dalam keadaan baik atau tidak baik waktunya, dan selalu positif. "Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan," ujar Oprah Winfrey.
- People (orang). Kepemimpinan senantiasa tertuju pada orang, bukan barang. Setiap pemimpin berhasil karena ada orang-orang yang membantu. Maka, keberhasilan kepemimpinan tidak hanya diukur dari pencapaian-pencapaian material, tapi juga dari seberapa besar Anda menyentuh hidup orang lain. Ingat, orang lain tidak akan peduli seberapa banyak hal yang anda tahu, sampai mereka tahu seberapa banyak kepedulian Anda terhadap mereka. Juga, kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang bisa memunculkan hal-hal terbaik dari dalam diri Anda. Hindari para penjilat. Biasanya yang bisa memunculkan hal-hal terbaik dari dalam diri Anda adalah mereka yang kerap berbeda pendapat dan berani mengkritisi. Memang tidak nyaman, namun merekalah yang mengeluarkan Anda dari zona kenyamanan, dan memaksa Anda naik ke tingkat berikutnya.
- Performance atau kinerja. Anda hanya akan menjadi pemimpin berpengaruh jika mampu menunjukkan kinerja dengan cara memberi nilai tambah ke dalam hidup ini. Malcolm Forbes mengingatkan, memikirkan yang baik adalah sikap yang bijak, merencanakan yang baik adalah lebih bijak. Tapi, melakukan yang baik adalah sikap yang terbijak dan terbaik dari semuanya. Memang, yang membuat perbedaan dalam hidup adalah tindakan kita.
Maka dari itu, silakan bertindak. Wujudkan perbedaan itu sekarang juga.
(twitter@andrewenas)
----------------------------------------------------------------
Artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN edisi Minggu II, Juli 2009
No comments:
Post a Comment