Membuat
sebuah perbedaan itu mudah atau tidak ya? Relatif mudah jika perbedaan
itu menyangkut hal-hal yang bersifat fisikal. Misalnya, mengubah warna
cat pada dinding kantor. Menggeser meja di ruang kerja. Atau meletakkan
akuarium di lobby depan. Dengan mengubah wujud atau bentuk fisiknya
sedikit, kita bisa membuat perbedaan. Untuk soal ini, kita hanya butuh
tukang bangunan. Namun perbedaan yang paling menantang bukanlah
menyangkut hal-hal material seperti itu. Melainkan struktur-struktur
halus yang tidak selalu kelihatan. Semisal perilaku, kedisplinan,
kegigihan, kekompakan maupun aspek lainnya dalam berorganisasi. Untuk
soal ini, kita butuh seorang pemimpin.
Maka dari
itu, kualitas kepemimpinan seseorang bisa dilihat dari kemampuannya
dalam membuat sebuah perbedaan. Karena untuk menciptakan perbedaan itu
sekurang-kurangnya dibutuhkan dua kemampuan, yaitu; (1) mampu merumuskan
bentuk perubahan yang diinginkan dan (2) menggerakan orang lain untuk
mewujudkannya. Tanpa kedua keterampilan itu, seseorang belum memiliki
kualifikasi sebagai seorang pemimpin yang handal. Sebab, setiap pemimpin
diharapkan bisa membangun keunggulan kelompoknya. Baik keunggulan
komparatif dengan kelompok lain. Maupun keunggulan kualitatif sebagai
hasil dari semakin membaiknya sikap, perilaku maupun kinerja mereka
sejak dipimpin oleh orang tersebut. Itulah gunanya membuat sebuah perbedaan.
Ada
banyak juga orang yang disebut pemimpin, namun sejak menduduki jabatan
itu; sama sekali tidak ada perbedaan bermakna yang bisa dibuatnya.
Keadaannya sama saja seperti ketika beliau belum menjadi pemimpin
kelompok itu. Artinya, kehadiran beliau sama sekali tidak memberikan
nilai tambah apapun selain sekedar meneruskan birokrasi atau cara kerja
yang selama ini terjadi. Situasi seperti ini terlihat sekali dalam
kelompok-kelompok yang tidak mampu membuat terobosan apapun setelah
terjadi pergantian orang yang memimpin mereka. Di kelompok itu, sudah
sering terjadi pergantian orang yang menduduki kursi jabatan. Tapi dari
waktu ke waktu, tidak terjadi perbedaan yang bermakna, selain perbedaan
tanda tangan dan nama pejabatnya saja.
Kalau
begitu, sebagai seorang atasan kita boleh melakukan apapun yang kita
inginkan dong? Yang penting kan bisa membuat perbedaan. Faktanya, ada
juga pemimpin yang berprinsip demikian. Merasa sebagai boss-nya,
sehingga kekuasaan mutlak ada ditangannya. Tidak heran jika cukup banyak
pemimpin yang bertindak sesuka hati sesuai seleranya masing-masing.
Bahkan tidak jarang yang sampai kebablasan melanggar norma-norma
kepatutan yang berlaku di kalangan masyarakat bermartabat. Karena mereka
percaya bahwa setiap individu itu unik, maka dengan mengikuti nafsu dan
bisikan hati masing-masing; pasti bisa membuat sesuatu yang khas gaya
dirinya. Bukankah itupun bisa disebut sebagai sebuah perbedaan?
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu kembali merenungkan kalimat menarik ini: “Followers do things right, leaders do the right things.”
Pemimpin itu bukan sekedar melakukan sesuatu dengan baik, melainkan
melakukan hal yang baik-baik. Jelas sekali jika seorang leader itu patut
menganut nilai-nilai luhur. Artinya, kita hanya layak disebut sebagai
seorang leader jika dan hanya jika melakukan hal-hal yang baik. Oleh
karenanya, perbedaan yang diharapkan mampu diwujudkan oleh seorang
leaderpun tentunya terkait hal-hal yang baik. Bukan sebaliknya. Membuat
sebuah perbedaan dalam konteks kepemimpinan mesti mengacu kepada
nilai-nilai kebaikan. Inilah kualitas
ke-3 dari seorang pemimpin yang mumpuni.
Banyak
pemimpin yang tidak mampu menciptakan perbedaan apapun bagi orang-orang
atau lingkungan yang dipimpinnya. Mereka hanya sekedar meneruskan apa
yang terjadi selama periode kepemimpinan orang yang digantikannya.
Mereka nyaman dengan status quo, sehingga dengan energy yang sedikit pun
bisa mengendalikan semuanya. Mereka tidak menghadapi resiko penolakan,
karena semua orang sudah terbiasa dengan pola kerja dan keadaan seperti
itu sejak bertahun-tahun sebelumnya. Namun, banyak juga pemimpin yang
melakukan perbedaan bermakna. Sayangnya, perbedaan yang dibangunnya itu
berorientasi pada pemenuhan nafsu-nafsu pribadi, menumpuk keuntungan
bagi dirinya sendiri, dan mengabaikan nilai-nilai keagungan yang
mestinya dijunjung tinggi.
Tapi kita
beruntung karena ada jenis lain dari pemimpin diluar kedua jenis
pemimpin mengerikan itu. Yaitu pemimpin yang bersedia membuat sebuah
perbedaan yang memberi nilai lebih bagi organisasi, serta setiap
individu yang bernaung didalamnya. Inilah jenis pemimpin yang bisa
membuat keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apakah Anda sudah
menjadi pemimpin seperti itu? Tentu. Jika ketika melihat kedalam diri,
Anda menemukan 3 kualifikasi berikut ini; (1) mampu merumuskan bentuk
perubahan yang diinginkan, (2) menggerakan orang lain untuk
mewujudkannya, dan (3) Berpegang kepada nilai-nilai luhur bermartabat.
Karena dengan ketiga kualitas itu, seorang pemimpin bukan hanya akan
mampu membuat sekedar sebuah perbedaan. Melainkan menciptakan lingkungan
yang memungkinkan orang-orang yang dipimpinnya menjadi pribadi-pribadi
agung.
Inilah tiga keterampilan memimpin
yang wajib dimiliki oleh setiap orang yang mendapatkan kepercayaan
untuk mengelola orang lain. Sehingga statusnya sebagai seorang pemimpin
bukanlah sekedar symbol belaka. Melainkan mewujud dalam karya nyata yang
bisa dilakukan untuk teamnya, melalui sebuah perbedaan yang
menghasilkan perubahan yang berdampak besar. Baik bagi organisasi,
maupun orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga terasa benar dampak dari
keberadaan dirinya.
Lantas,
manfaat apa yang bisa didapatkan untuk dirinya pribadi? Tidak perlu
mengkhawatirkan soal itu. Karena alam mempunyai hukumnya sendiri, untuk
menciptakan keseimbangan
terhadap setiap kejadian. Ketika seseorang memimpin dengan baik, maka
cepat atau lambat kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri.
Mengapa? Karena setiap kebaikan adalah perintah langsung dari Sang Maha
Baik. Maka kepada setiap pemimpin yang berlaku baik, Dia menjamin segala
kebaikan meliputi kehidupannya. Insya Allah.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
http://www.dadangkadarusman.com/ – 20 Juni 2012
0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
Catatan Kaki:
Jika
belum bisa membuat sebuah perbedaan yang bermakna, maka sebagai
pemimpin; kita belum menjalankan amanah sebagaimana mestinya.
No comments:
Post a Comment